Penjelasan Mengenai Berbagai Jenis Asfiksia

Oleh : Nabil Bahasuan,dr.,SpFM.,SH.,MH

Hallo sahabat Medikolegal jumpa lagi dalam pembahasan mengenai asfiksia yang merupakan materi penting dalam bidang Ilmu Kedokteran Forensik & Medikolegal, kali ini penulis akan menjelaskan tentang berbagai jenis asfiksia. Tulisan ini merupakan lanjutan dari Penjelasan Mengenai Asfiksia Dalam Kedokteran Forensik.

Secara umum penggunaan istilah asphyxia lebih banyak digunakan meskipun sering juga istilah asphyxia disamakan dengan suffocation dan selalu berkaitan dengan perihal adanya faktor kekurangan atau kehabisan oksigen di dalam tubuh manusia, oksigen sendiri merupakan salah satu faktor penting yang diperlukan oleh tubuh manusia untuk keberlangsungan dalam siklus kehidupan.

Secara teori terdapat berbagai macam jenis dari asphyxia yang dapat menyebabkan kematian, untuk itu dalam menangani kasus kematian yang diduga berkaitan dengan asphyxia tentu dibutuhkan pengetahuan yang baik sehingga dengan memahami berbagai macam bentuk asfiksia akan sangat berguna bagi akademisi dan praktisi kedokteran dalam membantu penegak hukum dalam menentukan cara dan sebab kematian korban secara pasti agar dengan mudah mengungkap terangnya suatu tindak pidana.

Baca Juga: Penjelasan Mengenai Asfiksia Dalam Kedokteran Forensik

Jenis Asfiksia 

  1. Asfiksia mekanik adalah suatu jenis asfiksia yang terjadi akibat terhalangnya udara melalui saluran pernafasan yang disebabkan oleh kekerasan bersifat mekanik 
    • Penutupan lubang saluran pernafasan bagian atas (suffocation)
      • Pembekapan (smothering) adalah suatu keadaan tertutupnya lubang lubang saluran pernafasan yaitu mulut dan hidung secara mekanis oleh suatu benda padat atau bahan lain seperti partikel debu,pasir lumpur,abu dan salju.
      • Gagging adalah suatu keadaan dimana mulut disumbat oleh kain yang kemudian diikatkan dari mulut tersebut ke belakang kepala sehingga mengakibatkan sumbatan orofaring karena pallatum molle tertekan pada faring
      • Choking adalah suatu keadaan dimana suatu benda padat masuk dan menyumbat lumen dari jalan nafas atau sumbatan pada laringofaring yang mengakibatkan udara tidak dapat mencapai paru paru.
    • Penekanan Dinding Saluran Pernafasan
      • Penjeratan (strangulation by ligature) adalah suatu keadaan berupa tekanan pada leher korban akibat suatu jeratan dan menjadi erat karena kekuatan lain bukan karena berat badan korban,bisanya alat yang dipakai adalah sapu tangan,dasi,tali, ikat pinggang dan jenis lainnya
      • Pencekikan/throttling(manual strangulation) adalah suatu keadaan berupa tekanan pada leher yang dilakukan oleh tangan atau lengan bawah dimana mekanisme kerjanya adalah terjadinya suatu penekanan pada sisi sisi laring yang dapat menutup glotis,disamping itu kekuatan tekanan juga dapat menyebabkan  pangkal lidah terdorong ke belakang atas dan menyebabkan glotis menutup sehingga udara tidak dapat masuk ke saluran pernafasan.
        • Mugging pelaku berdiri didepan atau dibelakang korban ,kemudian lengan bawahnya ditempatkan pada bagian depan leher korban/daerah laring dan ditekan ke belakang.
      • Gantung/hanging (strangulation by suspension) adalah suatu keadaan berupa tekanan oleh benda seperti tali yang melilit leher dan tekanan tadi berasal dari berat tubuh korban atau bagian tubuh lain dimana telah terjadi suatu gaya pada leher yang berasal dari hambatan gravitasi dari berat tubuh korban.
    • Pembagian Jenis Hanging/Penggantungan
      • Gantung total (complete) dimana tubuh seluruhnya menggantung di atas lantai.
Gb: hanging jenis
total/complete
  • Setengah gantung (incomplete/partial) dimana tidak seluruh bagian tubuh menggantung,misalnya dalam posisi duduk,bertumpu pada kedua lutut,dalam posisi telungkup dan posisi lain
Gb: jenis hanging jenis setengah menggantung/incomplete
  • Berbaring(biasanya di bawah tempat tidur (incomplete) pada daerah leher dan kepala diatas dasar dan menggantung sedangkan daerah dada dan tubuh ke bawah tetap menempel di bagian dasar
Gb: hanging jenis berbaring/incomplete
  • Pembagian Letak jeratan 
    • Tipikal  bila letak simpul di belakang leher, jeratan berjalan simetris di samping leher dan di bagian depan leher atas jakun,tekanan pada saluran nafas dan arteri karotis paling besar. 
Gb: letak jerat typical
    • Atipikal bila letak simpul di samping leher, sehingga leher dalam posisi sangat miring (flexi lateral) yang akan mengakibatkan hambatan pada arteri karotis dan arteri vertebralis, saat arteri terhambat korban segera tidak sadar
Gb: letak jerat atypical

Baca Juga: Traumatologi Penjelasan Mengenai Barotrauma

2. Asfiksia Traumatik (external pressure on the chest/crush)

adalah suatu keadaan yang terjadi akibat terhalangnya udara untuk masuk dan keluar dari paru paru akibat gerak nafas terhenti atau paru paru tidak berfungsi normal  oleh karena tekanan dari luar pada dada. 

Pada kasus asfiksia yang lain adalah asfiksia traumatik jenis tekanan yang kekuatan pada tubuh diarahkan ke dada korban ,misal menekan dada korban dengan diduduki oleh pelaku, jadi beban tubuh yang menduduki tertumpah total ke dada korban dengan dan sering diistilahkan dengan istilah burking walaupun burking sendiri merupakan kombinasi eksternal pressure on the chest dan smothering.

Contoh kasus :

  • Terjepit antara lantai dan elevator
  • Tertimbun pasir
  • Keruntuhan gedung bangunan saat gempa
  • Berdesakan antar pengunjung yang sangat kuat
3. Drowning (Tenggelam)

adalah suatu kondisi dimana terjadi masuknya suatu cairan yang cukup banyak ke dalam saluran nafas atau paru paru.

4. Inhalation of suffocating gasses (gas CO2,CO H2S)

adalah suatu keadaan sebagai akibat korban menghirup gas tertentu dalam jumlah berlebihan sehingga kebutuhan oksigen tidak terpenuhi.

Itulah penjelasan mengenai topik “Penjelasan Mengenai Berbagai Jenis Asfiksiayang kali ini penulis berfokus pada pembahasan tentang berbagai macam pengertian asfiksia. untuk mendapatkan artikel yang lainnya, anda dapat mengakses melalui website https://medikolegal.id/.

Referensi:

Dahlan, Trisnadi, S, 2019, Ilmu Kedokteran Forensik Pedoman bagi Dokter dan Penegak Hukum, Semarang, Fakultas Kedokteran Unissula.

Yudianto, A, 2020, Ilmu Kedokteran Forensik, Surabaya, Scopindo Media Pustaka.

Saukko, P ,Knights, B, 2016, Fourth edition Knight’s Forensic Pathology, London, CRC Press.

Wyatt,J ,Et all ,2011,Oxford HandBook of forensic Medicine,United kingdom,Oxford university Press

Budiyanto, A, Et all, 1997, Ilmu Kedokteran Forensik, Jakarta, Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Sumber Gambar:

https://www.klikdokter.com/

Medikolegal.id
Medikolegal.id
Articles: 96