Kenali Kandungan, Efek Serta Penanganan Gas Air Mata

Oleh dr. Juli Purwaningrum, Sp.F.M

Hai sobat, terkait dengan adanya kericuhan pasca pertandingan sepak bola antara Persebaya dan Arema yang menyebabkan ratusan korban meninggal dunia dan orang terluka yang diduga akibat penyemprotan gas air mata, maka kita akan membahas tentang “Kandungan, Efek dan Penanganan Gas Air Mata”.

APA ITU GAS AIR MATA?

Gas air mata atau juga disebut lacrimator adalah salah satu dari kelompok zat yang mengiritasi selaput lendir mata, menyebabkan sensasi menyengat dan masalah lainnya. Ada tiga macam gas air mata yang saat ini umum digunakan, baik oleh individu maupun aparat keamanan. ketiganya antara lain CS (chlorobenzylidenemalononitrile), CN (chloroacetophenon dan semprotan merica.

Dalam satu kaleng gas air mata, terdapat beberapa kandungan, antara lain arang, potasium nitrat, silikon, sukrosa, potasium klorat, magnesium karbonat, dan O-Chlorobenzalmalononitrile.

Umumnya kandungan utama gas air mata adalah CN (chloroacetophenone) atau CS (chlorobenzylidenemalononitrile) dan membutuhkan proses kimia yang rumit untuk menghasilkan. Namun, gas air mata juga dapat dibuat menggunakan bahan Oleoresin Capsicum (OC) yang biasanya terdapat pada paprika merah dan hijau sebagai bahan utamanya.

Senyawa lain yang digunakan atau disarankan untuk digunakan adalah bromoacetone, benzyl bromide, ethyl bromoacetate, xylyl bromide, dan α-bromobenzyl cyanide. Sedangkan kandungan gas air mata yang digunakan pada perang “Battle of the Frontiers” yang dilansir dari laman situs Encyclopedia Britannica mengatakan bahan utama dalam gas air mata adalah halogen sintetis, cairan yang bisa ditembakkan lewat beberapa senjata seperti granat dan spray.

Gas air mata yang umum digunakan adalah oleoresin capsicum (semprotan merica) dimana semprotan merica OC belakangan ini menjadi semakin populer setelah menggantikan kedua bahan CN dan CS untuk penggunaan sipil, kemudian benzoxazepine (gas CR), dan chloroacetophenone (gas CN). Bentuk gas air mata yang paling sering digunakan adalah 2-chlorobenzalmonolonitrile (gas CS) yang pertama kali ditemukan oleh dua ilmuwan Amerika Serikat di tahun 1928.

EFEK GAS AIR MATA

Mesti bernama gas , gas air mata biasanya terdiri dari campuran aerosol, seperti bromoseton, metilbenzilbromida bukan gas. Efek dari gas air mata ini pastinya berhubungan dengan konsentrasi senyawa dan durasi paparan. Jadi, konsentrasi yang tinggi dalam waktu singkat lebih berbahaya dari konsentrasi yang rendah dalam waktu yang lama. Ambang batas iritasi yang paling besar untuk CN (1.0 mg m3), diikuti oleh CS (0,004 mg m3) dan OC (0,002 mg m3).

Mata dan sistem pernafasan adalah target utama paparan gas air mata, dengan timbulnya iritasi mata dan saluran pernapasan yang terjadi kurang lebih dalam 20–60 detik. Gejala mata termasuk nyeri, blepharospasm (kondisi dimana kelopak mata berkedip), fotofobia, konjungtivitis (mata merah akibat peradangan), dan injeksi scleral, edema periorbital (mata berkantung), eritema kelopak mata dan lakrimasi (menghasilkan air mata). Beberapa ahli berpendapat bahwa kandungan dalam gas air mata yang mungkin berkontribusi pada lecet kornea. Pada pernafasan, setelah terhirup maka efeknya bisa berupa perih atau sensasi terbakar di hidung, sesak dan nyeri di dada, perih tenggorokan, sesak napas, batuk, bersin dan kesulitan bernapas. Air liur yang terkontaminasi dan tertelan dapat menyebabkan ketidaknyamanan epigastrium (rasa sakit di ulu hati), mual, muntah dan atau diare.

Efek tidak menyenangkan sebagian besar efek iritan biasanya sembuh dalam 10-30 menit jika pasien segera diamankan di tempat terbuka. Namun, beberapa efek khususnya efek pernapasan seperti batuk dan gangguan fungsi pernapasan dapat bertahan untuk waktu yang lebih lama dalam beberapa situasi. Ketajaman visual biasanya kembali normal cepat sementara eritema pada tepi kelopak mata dan fotofobia mungkin terjadi bertahan lebih lama. Rhinorrhoea (hidung berair) dan air liur mungkin terjadi selama 12 jam, dan sakit kepala bisa berlangsung hingga 24 jam. Eritema dermal (kemerahan pada kulit) umumnya mereda dalam waktu 45–60 menit, efek seperti kulit melepuh dan dermatitis kontak iritan biasanya disembuhkan dengan mengeringkan daerah yang melepuh dalam waktu 4 hari. Gejala jangka panjang setelah paparan agen ini jarang terjadi

LANGKAH-LANGKAH MENGHADAPI GAS AIR MATA

Ketika Anda terkena gas air mata, baik secara sengaja maupun tidak, usahakan tetap tenang, jangan panik, dan segera lakukan langkah-langkah berikut ini:

1. Tutup hidung, mata, dan mulut

Segera tutup rapat hidung, mulut, dan mata untuk meminimalkan gas yang terhirup. Jika Anda membawa masker atau kacamata, segera gunakan masker atau kacamata tersebut.

Setelah itu, segera lari ke tempat aman yang jauh dari lokasi penembakan gas air mata. Jika memungkinkan, carilah tempat yang tinggi. Jangan ragu untuk minta pertolongan pertama kepada petugas kesehatan yang sedang bertugas di lapangan bila Anda mengalami sesak napas.

2. Basuh bagian tubuh yang terkena gas air mata

Setelah menjauh dari lokasi ditembakkannya gas air mata, coba periksa tubuh Anda. Jika kulit atau ada bagian tubuh Anda terkena gas air mata, segera basuh dengan air bersih dan sabun. Cara ini dapat melindungi Anda dan orang sekitar dari kontaminasi gas air mata yang menempel di baju dan tubuh.

Jika gas mengenai mata, segera basuh mata dengan air bersih selama 10–15 menit. Hindari menggosok mata agar tidak semakin perih. Bila Anda mengenakan lensa kontak, segera lepas dan jangan menggunakannya kembali. Jika Anda mengenakan kacamata, bersihkan kacamata dengan air dan sebelum digunakan kembali.

3. Ganti atau buang pakaian yang terkontaminasi

Pakaian yang terkena gas air mata harus segera dilepas dan diganti. Khusus untuk baju yang dilepas melewati kepala, Anda dianjurkan untuk mengguntingnya. Jika Anda membantu orang lain melepas pakaiannya, berhati-hatilah agar tidak menyentuh bagian yang terkena gas air mata.

Pisahkan pakaian yang terkena gas air mata saat Anda mencucinya. Jika kontaminasi gas cukup parah dan sulit dihilangkan, masukkan pakaian tersebut ke dalam plastik, kemudian buang ke tempat pembuangan sampah B3 (bahan berbahaya dan beracun).

4. Segera bersihkan diri dengan mandi

Segera mandi untuk membersihkan tubuh Anda dari sisa-sisa gas air mata yang mungkin masih menempel di kulit. Bilas seluruh tubuh, termasuk rambut, menggunakan air yang mengalir dan sabun. Jangan mandi dengan cara berendam untuk menghindari kontaminasi lanjutan dari gas air mata yang bercampur dengan air dalam bathtub.

Terkait dengan Duel panas Arema FC vs Persebaya Surabaya pada lanjutan Liga 1 2022/23 yang banyak memakan korban jiwa akibat semprotan gas gair mata, yang berdasarkan aturan FIFA, penggunaan gas air mata di dalam stadion sejatinya tidak tepat. Hal itu tercantum dalam pasal 19 b soal pengamanan di pinggir lapangan. “No firearms or ‘crowd control gas’ shall be carried or used (senjata api atau gas pengendali massa tidak boleh dibawa dan digunakan, red),” tulis FIFA Dengan begitu, penggunaan gas air mata yang dilakukan pihak keamanan di Stadion Kanjuruhan sudah melanggar aturan FIFA. Akankah ada sanksi bagi pihak keamanan?

Referensi:

Wikipedia, Gas Air Mata, Diakses pada laman https://id.wikipedia.org/wiki/Gas _air_mata, pada tanggal 5 Oktober 2022.

Retia Kartika Sari, Mengenal Apa Itu Gas Air Mata, Efek, dan Cara Mengurangi Dampaknya, Diakses pada laman.  https://www.kompas.com /tren/read/2020/10/08/190500465/mengenal-apa-itu-gas-air-mata-efek-dan-cara-mengurangi-dampaknya-?page=all, pada tanggal 5 Oktober 2022.

Himaska, Ketahui Dampak dan Cara Penanganan Gas Air Mata, Diakses pada laman. http://hmjkimia.uin-malang.ac.id/?p=1572, pada tanggal 5 Oktober 2022.

Alodokter, Tidak Sengaja Terkena Gas Air Mata? Lakukan 4 Cara Ini, Diakses pada laman. https://www.alodokter.com/tidak-sengaja-terkena-gas-air-mata-lakukan-cara-ini, pada tanggal 5 Oktober 2022.

JPNN, Penggunaan Gas Air Mata di Dalam Stadion Ternyata Dilarang FIFA, Begini Penjelasannya, Diakses pada laman https://www.jpnn.com/news/ penggunaan-gas-air-mata-di-dalam-stadion-ternyata-dilarang-fifa-begini-penjelasannya, pada tanggal 5 Oktober 2022.

Sumber Gambar

Tempo: https://www.tempo.co/ 

Medikolegal.id
Medikolegal.id
Articles: 95